bembsi.org - Pemuda dan mahasiswa merupakan ujung tombak bagi perubahan bangsa ini. Pergerakan pemuda di Indonesia
 sangat terlihat saat mengusir para kolonial di masa penjajahan. 
Peran-peran para pemuda dan mahasiswa ketika beberapa peristiwa penting 
di Indonesia, terutama saat sang elit sudah bersikap apatis kepada 
rakyatnya. 
Pada awal sejarah 
perjuangan pemuda di tahun 1908, kala Boedi Oetomo mendirikan wadah 
perjuangan yang pertama kali yang memiliki struktur pengorganisasian 
modern di Jakarta. Wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.
 Tujuan didirikannya perkumpulan Budi Utomo ini sejatinya adalah 
propaganda kemerdekaan Indonesia. Kehadiran perkumpulan Budi Utomo pada 
masa itu merupakan suatu episode sejarah yang menandai munculnya sebuah 
angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor 
terdepannya. 
Kemudian sejarah Sumpah
 pemuda dicetuskan pada tahun 1928. Pada tahun 1923 itu 
mahasiswa-mahasiswa yang study di Belanda kembali ke tanah air. Mereka 
kecewa dengan kekuatan perjuangan-perjuangan di Indonesia. Melihat 
situasi politik yang dihadapi, mereka membentuk kelompok-kelompok study 
yang amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan 
pada waktu itu. Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, 
intelektual, dan aktivis pemuda itulah munculnya generasi pemuda 
Indonesia yang mencetuskan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sudah tidak bisa 
dipungkiri bahwa pergerakan-pergerakan pemuda sangat berpengaruh saat 
sebelum kemerdekaan dan sesaat sebelum kemerdekaan. Dalam perkembangan 
berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai dengan 
kehadiran kelompok-kelompok studi dan akibat pengaruh sikap bangsa 
Belanda yang menjadi liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai
 politik, terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. 
Kemudian dibentuklah PNI (Partai Nasional Indonesia). Dari PNI inilah 
kemudian cikal bakal diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Salah 
satu peran angkatan 1945 yang merupakan generasi kemerdekaan Indonesia. 
Dalam kasus ini pergerakan pemuda di motori oleh Presiden pertama 
Indonesia, Soekarno.
Kemudian, dalam masa demokrasi liberal, seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai politik. Misalnya, GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) dan PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Khatolik Republik Indonesia) dengan partai khatolik. GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) berdekatan dengan PNI. CGMI (Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia) cukup dekat dengan PKI. Gemsos (Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia) dengan partai sosialis. PMII (Pergerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) berafiliasi dengan NU. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dekat dengan masyumi, dan lain-lain.
Diantara organisasi mahasiswa pada masa itu, CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil sebagai salah satu partai kuat hasil pemilu 1955. Saat setelah itu mahasiswa membentuk KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) pada tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh menteri perguruan tinggi dan ilmu pendidikan. Beberapa organisasi mahasiswa saat itu adalah PMKRI, HMI, PMII, GMKI, SOMAL, Mapancas, dan Ikatan Pers Mahasiswa. Tujuan pendirianya, terutama agar para aktivis mahasiswa dalam melancarkan perlawanan terhadap PKI menjadi lebih terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan.
Pada tahun 1965-1966, 
para pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan 
yang ikut mendirikan orde baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah 
angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara 
nasional, sementara sebelumnya gerakan - gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu kemudian berada pada lingkar kekuasaan orde baru.
Pada tahun 1974 saat rezim orde baru sudah berdiri, gerakan mahasiswa meledak. Sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan orde baru. Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga BBM. Aksi protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi. Lahirlah kemudian apa yang disebut gerakan "Mahasiswa Menggugat". Program utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM dan korupsi.
Pada oktober 1977, gerakan bersifat nasional namun tertutup dalam kampus. Gerakan mahasiswa tahun 1977-1978 ini tidak hanya berporos di jakarta dan bandung. Namun meluas secara nasional meliputi kampus-kampus di kota Surabaya, Medan, Bogor, Palembang, dan Ujung Pandang. 28 Oktober 1977, 8 ribu mahasiswa menyemut di depan kampus ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!!!". Besoknya, semua yang berteriak raib ditelan terali besi. Kampus segera berstatus darurat perang. Namun kembali tentram.
Puncaknya terjadi pada tahun 1998. Gerakan mahasiswa pada saat itu menuntut reformasi dan dihapuskannya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa presiden Suharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini diantaranya. Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.
Praktis sejak peristiwa 1998-1999 atau yang biasa dikenal dengan era reformasi, berita atau kabar tentang pergerakan mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagai kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, KKN (kuliah Kerja Nyata), dies natalis, penyambutan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun sering kali ada aksi protes. Tetapi tidak berdampak besar.
Pada era reformasi saat
 ini justru lebih banyak kebohongan yang terjadi dibanding era-era 
sebelumnya. Lebih banyak korupsi dari sebelumnya. Dan lebih parah lagi, 
lebih banyak Omong kosong didalamnya. Pemerintahan era reformasi dengan 
ideologi demokrasinya. 
Masih banyak yang harus
 dikerjakan mahasiswa pada saat ini. Terutama mencari kebenaran dan 
keadilan. Ini bukan masalah eksistensi angkatan, tapi masalah mencari 
yang mana yang benar dan yang mana yang salah.
Sejarah perkembangan Indonesia sangat dipengaruhi oleh peran pemuda dan mahasiswa sebagai penerus bangsa. Pertanyaannya sekarang, perjuangan pemuda dan mahasiswa di Indonesia, apakah hanya sampai disitu? Atau cukupkah sampai saat ini? sejatinya hingga mahasiswa dapat mencari kebenaran dan keadilan yang sebenarnya. ( Tomy Rahmatwijaya )
