RAPOR MERAH JOKOWI-JK


156 Hari Pemerintahan Jokowi-JK telah berjalan sejak dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014. Namun selama 156 hari itu pula kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Jokowi-JK banyak yang tidak pro dengan rakyat dan bertentangan dengan janji-janjinya yang tercantum dalam Nawa Cita. Kebijakan-kebijakan pemerintahan Jokowi-JK Di bidang Ekonomi saat ini Rupiah melemah terhadap Dollar hingga posisi Rp 13.000/US$ dan hal ini mempengaruhi pada kenaikan harga-harga barang pokok.

Di bidang Energi Blok Mahakam yang kontraknya akan habis pada 2017 sampai saat ini belum dipastikan 100% kembali ke negeri. Serta adanya perpanjangan izin ekspor Freeport yang melanggar UU Minerba. Ditambah lagi harga BBM yang dilepas ke mekanisme pasar yang melanggar juga amanat konstitusi dalam Pasal 33 UUD 1945 . Di Bidang Hukum saat ini terjadi konflik antar lembaga penegak hukum, revisi PP No. 99 Tahun 2012 yang melonggarkan remisi bagi koruptor.

Di Bidang Hukum terjadi banyak kecacatan hukum yang tidak tegas dala penegakanya hal ini disebabkan lemahnya aparat penegak hukum dan oknum yang selalu mempermainkan hukum sebagai contoh adalah tidak adilnya hukuman di indonesia yang di jatuhkan untuk tersangka korupsi ratu atut yang hanya divonis 4 tahun sedangkan seorang nenek yang yang mencuri kayu bakar di daerah situbondo divonis hukuman 5 tahun penjara, kejadian ini menjadi cerminan tidak tegaknya hukum di indonesia di tambah konflik lembaga hukum yang berlarut larut yang banyak menyita waktu pikiran dan tenaga, selain itu banyak peraturan yang sangat janggal yang kontradiksi dengan nawacita jokowi yaitu PP N0 99 tahun 2012 terkait remisi tersangka kasus korupsi hal ini mengindikasikan lemahnya pemerintah dalam penanganan kasus korupsi, tidak terselesaikanya kasus kasus korupsi juga mnguatkan dugaan ini. Kasus yang tidak kunjung usai adalah kasus korupsi BLBI, dan Century yang sampai saat ini tidak ada kejelasan.

Gonjang ganjing perpolitikan di indonesia juga sebagai salah satu penyebab dari banyaknya masalahnya yang kemudian muncul, Rupiah melemah salah satunya dikarenakan lemahnya investor dalam menanamkan modal di indonesia dengan menilai tidak kondusifnya situasi perpolitikan sehingga keadaan perekonomian selalu fluktuatif. Di bidang kemaritiman, pemerintahan Jokowi-JK belum ada kebijakan yang konkrit dan nyata dalam bidang kemaritiman. Program “Tol Laut” yang dijanjikan oleh pemerintahan Jokowi-JK belum ada perkembangan. Ditambah kebijakan pelarangan penggunaan pukat oleh KKP mengancam pendapatan para nelayan yang selama ini menangkap ikan menggunakan pukat.

Maka dengan kondisi tersebut, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa BSI dan Seluruh Indonesia menyatakan sikap memberikan RAPOR MERAH kepada pemerintahan Jokowi-JK. Dengan ini kami menuntut pemerintahan Jokowi-JK untuk:
1. Stabilisasi kondisi perekonomian nasional di Indonesia
2. Nasionalisasi aset sumber daya alam di Mahakam dan Freeport
3. Cabut kebijakan BBM berdasarkan mekanisme pasar dan kembalikan subsidi BBM
4. Selesaikan konflik antar lembaga penegakan hukum
5. Pertahankan pengetatan pemberian remisi kepada kasus kejahatan luar biasa korupsi dan narkoba
6. Segera tuntaskan penyelidikan kasus korupsi BLBI dan Century
7. Mengeluarkan kebijakan konkrit dan nyata di bidang maritim yang pro kepada masyarakat terutama nelayan




Related Posts :