![]() |
sumber gambar : majalahsakinah.com |
Memasuki dunia baru setelah merdeka indonesia kala itu yang masih tertatih tatih mengelola negara harus berjuang di kancah internasional tapi tidak pernah sekalipun indonesia mengemis bahkan mengiba-iba kepada bangsa asing demi menegakkan harkat martabat bangsa seperti kata-kata bung karno ‘gapailah cita-cita setinggi langit, jikalu engkau jatuh, engkau akan jatuh diantar para bintang gemintang’ sebuah ungkapan yang menjadi motivasi penduduk negeri kala itu untuk terus berjuang dan memiliki mimpi setinggi-tingginya.
Lalu apa kabar indonesia kini ? kebanggaan akan sebuah negara yang makmur hanyalah mimpi. Indonesia kini tak ubah nya Negeri Para Pengemis. Negeri yang hanya mengharap iba, meminta-minta tanpa memiliki tekad dan usaha yang keras untuk terus maju. Indonesia Negeri Para Pengemis. Dengan garis pantai terpanjang kedua didunia , indonesia masih harus mengemis (baca : impor) pada negeri lain untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, dinegeri yang memiliki persawahan yang luas indonesia masih harus mengemis (impor) beras kepada negara tetangga, bahkan pakaian bekas impor laku keras dipasaran meski telah diperingatkan oleh Menteri Perdagangan Rahmat Gobel tentang Peraturan No.8 Tahun 2013 tentang larangan impor pakaian bekas.
Kini rakyat negeri ini benar-benar menjadi pengemis dalam arti sesungguhnya. Bahkan mengemis menjadi pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tak sedikit yang dengan penghasilan sebagai pengemis mampu membeli tanah, rumah, kendaraan hingga perhiasan. Para anggota dewan negeripun tak luput menjadi pengemis. Merasa tak cukup dengan gaji yang diberikan negara banyak anggota parlemen melakukan korupsi alias mengemis kepada pihak yang ingin diuntungkan. Bahkan anggota penegak hukum pun banyak melakukan yang sama kotornya seperti sebagian anggota parlemen diatas. Penegak hukum mengemis kepada siapa yang ingin kebal pada hukum.
Ditengah memperbaiki perekonomian demi persaingan global indonesia masih doyan mengemis (baca : utang) kepada asing untuk membangun dalam negeri. Padahal dinegeri yang kaya raya ini masih banyak warga negara yang termasuk orang terkaya didunia, begitu banyak profesor, penemu dan ilmuan yang justru di’ambil’ asing untuk membangun negera Generasi muda juga tak luput menjadi pengemis bahkan sifat pengemis yang sangat akut. Menyontek dalam ujian, malas belajar, malas berusaha, inginnya instant persis seorang pengemis. Belum lagi hal yang satu ini selesai, pemuda bangsa ini menjadi konsumen tinggi seperti bangga dengan produk asing, terutama teknologi yang ada sekarang. Jikalau melihat
peluang sudah saatya kita tidak lagi mejadi pengemis,kita memiliki SMK di solo yang mampu membuat sebuah mobil, kita memiliki B.J Habibie yang mampu membangun teknologi pesawat dalam negeri, kita memiliki Prof. Warsito penemu Rompi anti kanker dan yang terbaru kita memiliki Riky Alsen yang sedang membangun kincir-kincir untuk mengaliri listrik didaerah timur dan membangun mobil listrik tanpa pamrih, tanpa imbalan dan bahkan tanpa perhatian pemerintah.
Negeri para pengemis , seolah lupa akan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis, indonesia terlihat terlena dengan kesuburan negeri. Hanya menunggu atau mengemis pada alam saja. Sudah saatnya pemuda pemuda negeri ini sadar akan tertinggalnya negara indonesia karena generasi mudanya.
Hilangkan sifat pengemis. Meminta untuk dikasihani agar hidup, meminta keuntungan untuk terus berjalan , meminta kemudahan untuk terus bekerja. Karena pengemis yang tidak akan Tidak ada yang tidak mungkin menuju indonesia sejahtera asalkan pengemis dijalanan di beri pembinaan , sifat pengemis yang menjangkiti penduduk negeri dihilangkan.
Itulah INDONESIA BANGKIT !!!
BSI berkontribusi untuk negeri
Itulah INDONESIA BANGKIT !!!
BSI berkontribusi untuk negeri
sumber BEM UNILA