
Pict by : Kaskus.co.id
bembsi.org - Namanya
adalah Nusantara, nama unik yang telah diberikan orang tuanya. Saat ini usianya
adalah 21 tahun, mahasiswa semester 5 salah satu perguruan tinggi swasta di
daerah Bekasi. Ia anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya sudah meninggal
dunia saat ia masih duduk di kelas 3 SMA. Sejak sekolah menengah pertama ia
sudah menyukai hobi yang berhubungan dengan alam, lewat ekskul yang ia ikuti
yaitu pramuka. Saat SMA sudah mulai mengikuti kegiatan-kegiatan mendaki gunung,
terutama mendaki gunung-gunung yang berada di sekitaran Provinsi Jawa Barat.
Ia
pernah mendaki gunung yang sangat terkenal di kalangan pendaki, yaitu Gunung
Rinjani yang berada daerah Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan
tabungan yang dimilikinya serta tekad yang kuat terhadap keinginannya, saat
lulus sekolah menengah atas, ia nekat untuk pergi mendaki Gunung Rinjani seorang diri. Ya, hal itu ia lakukan terpaksa
seorang diri karena tidak ada teman yang bisa untuk bergabung, sedangkan
keinginannya sangat besar untuk segera bisa mendaki Gunung Rinjani tersebut.
Laki-laki kelahiran bulan mei itu memang tak pernah main-main kalau urusan hobi
mendaki gunungnya tersebut.
***
Awal
desember 2015, dan sebentar lagi libur kuliah semester tiga di kampusnya
Nusantara, lumayan panjang selama satu bulan penuh sekaligus libur natal dan
tahun baru. Aneh rasanya jika Nusantara hanya diam dirumah saat liburan, bagi
seorang yang memiliki hobi mendaki gunung, waktu-waktu liburan adalah saat-saat
yang tepat untuk melampiaskan kejenuhan-kejenuhan dalam beraktivitas. Ke
tempat-tempat sunyi, dengan udara yang sejuk dan dingin. Ke tempat-tempat yang
tidak akan di temui polusi-polusi ataupun suara-suara berisik dari
bangunan-bangunan pabrik dan kendaraan.
Tapi
ada yang berbeda dari rencana petualangan yang akan dilakukan Nusantara pada
liburan saat ini, yaitu bersepeda seorang diri dari Aceh sampai Jakarta. Ya, ia
memang mempunyai mimpi bisa berpetualang melintas Indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Dan mimpinya akan di mulai dari petualangannya pada akhir tahun ini.
Ia sudah menaklukan banyak puncak-puncak gunung di Provinsi Jawa Barat, Jawa
tengah, dan Jawa Timur, bahkan sampai Gunung berapi tertinggi Indonesia yaitu
Gunung Kerinci yang berada di Provinsi Jambi. Maka kali ini ia akan melakukan
petualangan yang berbeda selain dari mendaki gunung, yaitu bersepeda, bersepeda
melintas dari Titik Nol Kilometer, Sabang, Aceh sampai Jakarta. Tahapan pertama
dalam mewujudkan impiannya untuk sampai menuju Merauke.
Aneh dan langka memang
dengan rencana yang akan ia lakukan tersebut, walau sebenarnya sudah ada
beberapa orang yang pernah melintas Indonesia dari sabang sampai merauke
melalui jalur darat dengan berbagai cara, atau lebih dikenal dengan istilah Backpackeran.
Ia memberitahukan
rencananya tersebut kepada Ibunya sebagai bentuk permohonan restu dan doa. Saat
Nusantara menyampaikannya, Ibunya dengan mudah memberikan izin kepada Nusantara
untuk melakukan rencananya tersebut. Sang Ibu memang begitu memahami akan hobi
anaknya tersebut, mengingat sang Ibu juga merasakan bisa jadi nama si anak yang
telah diberikannya menjadi pengaruh terhadap hobi anaknya, Nusantara. Yang juga
bisa jadi menjadi dorongan untuk mengelilingi Nusantara, memaknai dan merasakan
keindahan-keindahan alam yang ada di tanah Nusantara, Indonesia.
Ia akan membutuhkan
dana yang lumayan besar dalam melaksanakan petualangannya tersebut. Maka untuk
memenuhi segala kebutuhannya nanti, Nusantara berusaha terus menerus untuk
mencari segala bentuk bantuan yang akan menunjang perjalanannya. Ia membuat
kaos untuk di jual kepada teman-temannya, menyebar proposal-proposal permohonan
dana dan lain-lain.
Terutama media utama
perjalanannya nanti yaitu sepeda. Nusantara memang sudah mempunyai sepeda
sendiri yang sering ia pakai jika olahraga pagi di akhir pekan, tapi sepedanya
tidak mungkin bisa di gunakan jarak jauh apalagi menempuh Jakarta-Aceh yang
sejauh kurang lebih 2700 km.
***
Seminggu lagi sebelum
pemberangkatan, biaya untuk perjalanan sudah terkumpul, tiket pesawat untuk
menuju Aceh sudah di pegang (karena memang perjalanan akan dimulai dari titik
Nol Kilometer Sabang, Aceh). Sepeda pun sudah dipersiapkan, walaupun tidak
tembus untuk mendapatkan bantuan sepeda dari perusahaan manufaktur sepeda.
Sepeda yang bisa di bilang cukup mahal ia dapatkan dari pinjaman seorang teman.
Perjalanan inilah yang akan memulai mimpinya untuk bisa melintas
mengelilingi Indonesia. Petualangan ini di rencanakan akan ia tempuh
dalam waktu satu bulan sampai di Jakarta. Melewati Provinsi-Provinsi yang ada di
Pulau Sumatera, berbagai medan dan berbagai kondisi masyarakat yang akan di
lalui.
Semakin mendekati hari
yang di nantikan, semangatnya semakin menggebu, dukungan dan doa teman-teman
juga terus mengalir.
Petualangan yang
menantang, benar-benar dipersiapkan dan dilakukan secara mandiri oleh
Nusantara. Tidak ada crew atau
petugas keamanan yang akan mendampingi perjalanannya, tidak ada media yang
meliputnya, atau pos-pos perjalanan yang dipersiapkan untuk ia singgahi.
Petualangan ini murni melintas setiap meter tanah-tanah di Pulau Sumatera
dengan penuh ketekadan dan keberaniannya, dan dengan caranya sendiri.
***
Minggu pagi, 20 Desember 2015, hari yang di nantikan
tiba. Mengejar jadwal penerbangan pukul 10.00 WIB, bergegas Nusantara dengan daypacknya, serta sepeda yang sudah ia packing rapi menuju Bandara Soekarno
Hatta. Ditemani seorang teman serta restu sang Ibu yang sudah diberikan,
Nusantara sangat mantap tanpa keraguan untuk melakukan perjalanan ini.
Setiba di bandara, langsung Check In serta menunggu untuk pemberangkatan, sang teman yang
mengantar pun kembali pulang dengan bekal semangat dan doa yang telah ia
berikan kepada Nusantara.
Setelah dua jam berlalu menunggu pemberangkatan
termasuk delay selama satu jam,
akhirnya pesawatpun lepas landas, Nusantara kembali memantapkan niatnya dalam
melakukan petualangan ini. Petualangan yang akan ia lalui tanpa seorangpun yang
ia kenal akan menemani dan ia jumpai di setiap kota yang disinggahi. Perjalanan
yang akan benar-benar menguji mental dan fisiknya, proses mensyukuri tiap
keindahan yang akan di jumpai dalam tiap kayuhan sepeda yang ia tumpangi.
***
Pukul
13.20 WIB, tiba Nusantara di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda
Aceh. Kemudian ia mencari carteran mobil untuk bisa mengantarnya menuju Pelabuhan
Ulee Lheu, Banda Aceh, Pelabuhan penyebrangan untuk menuju Pelabuhan Balohan,
Sabang. Beruntung ia bisa mengejar kapal terakhir yang menyebrang menuju Pulau
Sabang. Sebelum melanjutkan perjalanan, karena waktu sudah memasuki malam,
Nusantara mencari penginapan terlebih dahulu sebelum memulai petualangan esok
hari.
Singkat
cerita, perjalanan menuju Titik Nol Kilometer dari Pelabuhan Balohan sekitar
tiga jam perjalanan menggunakan mobil. Titik Nol Kilometer Indonesia adalah
tugu 0 Kilometer yang berada ujung barat Indonesia, yang katanya tugu tersebut
berbentuk sama dan bisa di jumpai di ujung timur Indonesia yaitu Merauke.
Dari
Titik Nol Kilometer inilah perjalanan menuju Jakarta dengan bersepeda seorang
diri Nusantara akan di mulai. Sepanjang kurang lebih 2700 km dari Sabang sampai
Jakarta, dan akan melewati 7 Provinsi untuk menuntaskan misi petualangan
Nusantara dalam target waktu tempuh selama satu bulan.
Nusantara
mulai merakit sepedanya yang berjenis sepeda gunung MTB dengan sedikit modifan,
sepeda pinjaman seorang teman. Mengatur bawaan mana yang tetap di dalam daypack ataupun ditaruh di jok belakang
sepeda.
Sepeda
selesai dirakit, pemanasan sudah dilakukan, kemudian ia kembali menguatkan
mental dan doa untuk memulai perjalanan ini. Sedikit ketakutan memang mulai
muncul dalam benak Nusantara. Ya, tentu saja, lokasi Tugu Titik Nol Kilometer
itu memang berada di ujung hutan/Pulau Sabang
yang berbatasan langsung dengan laut lepas dan jauh dari pemukiman
penduduk pula. Tidak hanya akan melewati
hutan-hutan di Pulau Sabang, ia juga harus bersiap melawan ketakutan trek-trek
yang berada di tengah hutan di Provinsi lain.
Tapi dengan hanya memohon perlindungan Allah,
Nusantara tetap harus melawan ketakutan itu semua. Dan mengucap Bismillah kayuhan pertama ia lakukan. Wess...Wess...Wess dan akan terus
dilanjutkan dengan ratusan ribu kayuhan
lain menuju Jakarta.
Oleh :
Muhammad
Nurul Jami
Cikarang - Bekasi
Salah satu karya dari Kategori 30 Terbaik
Salah satu karya dari Kategori 30 Terbaik