Petualangan Nusantara

http://thumbnails34.imagebam.com/16063/37bd8d160620975.jpg
Pict by : Kaskus.co.id
bembsi.org - Namanya adalah Nusantara, nama unik yang telah diberikan orang tuanya. Saat ini usianya adalah 21 tahun, mahasiswa semester 5 salah satu perguruan tinggi swasta di daerah Bekasi. Ia anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya sudah meninggal dunia saat ia masih duduk di kelas 3 SMA. Sejak sekolah menengah pertama ia sudah menyukai hobi yang berhubungan dengan alam, lewat ekskul yang ia ikuti yaitu pramuka. Saat SMA sudah mulai mengikuti kegiatan-kegiatan mendaki gunung, terutama mendaki gunung-gunung yang berada di sekitaran Provinsi Jawa Barat.
Ia pernah mendaki gunung yang sangat terkenal di kalangan pendaki, yaitu Gunung Rinjani yang berada daerah Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan tabungan yang dimilikinya serta tekad yang kuat terhadap keinginannya, saat lulus sekolah menengah atas, ia nekat untuk pergi mendaki Gunung Rinjani  seorang diri. Ya, hal itu ia lakukan terpaksa seorang diri karena tidak ada teman yang bisa untuk bergabung, sedangkan keinginannya sangat besar untuk segera bisa mendaki Gunung Rinjani tersebut. Laki-laki kelahiran bulan mei itu memang tak pernah main-main kalau urusan hobi mendaki gunungnya tersebut.
***
Awal desember 2015, dan sebentar lagi libur kuliah semester tiga di kampusnya Nusantara, lumayan panjang selama satu bulan penuh sekaligus libur natal dan tahun baru. Aneh rasanya jika Nusantara hanya diam dirumah saat liburan, bagi seorang yang memiliki hobi mendaki gunung, waktu-waktu liburan adalah saat-saat yang tepat untuk melampiaskan kejenuhan-kejenuhan dalam beraktivitas. Ke tempat-tempat sunyi, dengan udara yang sejuk dan dingin. Ke tempat-tempat yang tidak akan di temui polusi-polusi ataupun suara-suara berisik dari bangunan-bangunan pabrik dan kendaraan.
Tapi ada yang berbeda dari rencana petualangan yang akan dilakukan Nusantara pada liburan saat ini, yaitu bersepeda seorang diri dari Aceh sampai Jakarta. Ya, ia memang mempunyai mimpi bisa berpetualang melintas Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dan mimpinya akan di mulai dari petualangannya pada akhir tahun ini. Ia sudah menaklukan banyak puncak-puncak gunung di Provinsi Jawa Barat, Jawa tengah, dan Jawa Timur, bahkan sampai Gunung berapi tertinggi Indonesia yaitu Gunung Kerinci yang berada di Provinsi Jambi. Maka kali ini ia akan melakukan petualangan yang berbeda selain dari mendaki gunung, yaitu bersepeda, bersepeda melintas dari Titik Nol Kilometer, Sabang, Aceh sampai Jakarta. Tahapan pertama dalam mewujudkan impiannya untuk sampai menuju Merauke.
Aneh dan langka memang dengan rencana yang akan ia lakukan tersebut, walau sebenarnya sudah ada beberapa orang yang pernah melintas Indonesia dari sabang sampai merauke melalui jalur darat dengan berbagai cara, atau lebih dikenal dengan istilah Backpackeran.

Ia memberitahukan rencananya tersebut kepada Ibunya sebagai bentuk permohonan restu dan doa. Saat Nusantara menyampaikannya, Ibunya dengan mudah memberikan izin kepada Nusantara untuk melakukan rencananya tersebut. Sang Ibu memang begitu memahami akan hobi anaknya tersebut, mengingat sang Ibu juga merasakan bisa jadi nama si anak yang telah diberikannya menjadi pengaruh terhadap hobi anaknya, Nusantara. Yang juga bisa jadi menjadi dorongan untuk mengelilingi Nusantara, memaknai dan merasakan keindahan-keindahan alam yang ada di tanah Nusantara, Indonesia.

Ia akan membutuhkan dana yang lumayan besar dalam melaksanakan petualangannya tersebut. Maka untuk memenuhi segala kebutuhannya nanti, Nusantara berusaha terus menerus untuk mencari segala bentuk bantuan yang akan menunjang perjalanannya. Ia membuat kaos untuk di jual kepada teman-temannya, menyebar proposal-proposal permohonan dana dan lain-lain.
Terutama media utama perjalanannya nanti yaitu sepeda. Nusantara memang sudah mempunyai sepeda sendiri yang sering ia pakai jika olahraga pagi di akhir pekan, tapi sepedanya tidak mungkin bisa di gunakan jarak jauh apalagi menempuh Jakarta-Aceh yang sejauh kurang lebih 2700 km.

***

Seminggu lagi sebelum pemberangkatan, biaya untuk perjalanan sudah terkumpul, tiket pesawat untuk menuju Aceh sudah di pegang (karena memang perjalanan akan dimulai dari titik Nol Kilometer Sabang, Aceh). Sepeda pun sudah dipersiapkan, walaupun tidak tembus untuk mendapatkan bantuan sepeda dari perusahaan manufaktur sepeda. Sepeda yang bisa di bilang cukup mahal ia dapatkan dari pinjaman seorang teman. Perjalanan inilah yang akan memulai mimpinya untuk bisa melintas mengelilingi  Indonesia. Petualangan ini di rencanakan akan ia tempuh dalam waktu satu bulan sampai di Jakarta. Melewati Provinsi-Provinsi yang ada di Pulau Sumatera, berbagai medan dan berbagai kondisi masyarakat yang akan di lalui. 
Semakin mendekati hari yang di nantikan, semangatnya semakin menggebu, dukungan dan doa teman-teman juga terus mengalir.

Petualangan yang menantang, benar-benar dipersiapkan dan dilakukan secara mandiri oleh Nusantara. Tidak ada crew atau petugas keamanan yang akan mendampingi perjalanannya, tidak ada media yang meliputnya, atau pos-pos perjalanan yang dipersiapkan untuk ia singgahi. Petualangan ini murni melintas setiap meter tanah-tanah di Pulau Sumatera dengan penuh ketekadan dan keberaniannya, dan dengan caranya sendiri.

***

Minggu pagi, 20 Desember 2015, hari yang di nantikan tiba. Mengejar jadwal penerbangan pukul 10.00 WIB, bergegas Nusantara dengan daypacknya, serta sepeda yang sudah ia packing rapi menuju Bandara Soekarno Hatta. Ditemani seorang teman serta restu sang Ibu yang sudah diberikan, Nusantara sangat mantap tanpa keraguan untuk melakukan perjalanan ini.
Setiba di bandara, langsung Check In serta menunggu untuk pemberangkatan, sang teman yang mengantar pun kembali pulang dengan bekal semangat dan doa yang telah ia berikan kepada Nusantara.

Setelah dua jam berlalu menunggu pemberangkatan termasuk delay selama satu jam, akhirnya pesawatpun lepas landas, Nusantara kembali memantapkan niatnya dalam melakukan petualangan ini. Petualangan yang akan ia lalui tanpa seorangpun yang ia kenal akan menemani dan ia jumpai di setiap kota yang disinggahi. Perjalanan yang akan benar-benar menguji mental dan fisiknya, proses mensyukuri tiap keindahan yang akan di jumpai dalam tiap kayuhan sepeda yang ia tumpangi.

*** 
Pukul 13.20 WIB, tiba Nusantara di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Kemudian ia mencari carteran mobil untuk bisa mengantarnya menuju Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh, Pelabuhan penyebrangan untuk menuju Pelabuhan Balohan, Sabang. Beruntung ia bisa mengejar kapal terakhir yang menyebrang menuju Pulau Sabang. Sebelum melanjutkan perjalanan, karena waktu sudah memasuki malam, Nusantara mencari penginapan terlebih dahulu sebelum memulai petualangan esok hari.

Singkat cerita, perjalanan menuju Titik Nol Kilometer dari Pelabuhan Balohan sekitar tiga jam perjalanan menggunakan mobil. Titik Nol Kilometer Indonesia adalah tugu 0 Kilometer yang berada ujung barat Indonesia, yang katanya tugu tersebut berbentuk sama dan bisa di jumpai di ujung timur Indonesia yaitu Merauke.
Dari Titik Nol Kilometer inilah perjalanan menuju Jakarta dengan bersepeda seorang diri Nusantara akan di mulai. Sepanjang kurang lebih 2700 km dari Sabang sampai Jakarta, dan akan melewati 7 Provinsi untuk menuntaskan misi petualangan Nusantara dalam target waktu tempuh selama satu bulan.
Nusantara mulai merakit sepedanya yang berjenis sepeda gunung MTB dengan sedikit modifan, sepeda pinjaman seorang teman. Mengatur bawaan mana yang tetap di dalam daypack ataupun ditaruh di jok belakang sepeda.
Sepeda selesai dirakit, pemanasan sudah dilakukan, kemudian ia kembali menguatkan mental dan doa untuk memulai perjalanan ini. Sedikit ketakutan memang mulai muncul dalam benak Nusantara. Ya, tentu saja, lokasi Tugu Titik Nol Kilometer itu memang berada di ujung hutan/Pulau Sabang  yang berbatasan langsung dengan laut lepas dan jauh dari pemukiman penduduk pula. Tidak hanya akan  melewati hutan-hutan di Pulau Sabang, ia juga harus bersiap melawan ketakutan trek-trek yang berada di tengah hutan di Provinsi lain.
Tapi dengan hanya memohon perlindungan Allah, Nusantara tetap harus melawan ketakutan itu semua. Dan mengucap Bismillah kayuhan pertama ia lakukan. Wess...Wess...Wess dan akan terus dilanjutkan dengan  ratusan ribu kayuhan lain menuju Jakarta.

Oleh :
 
Muhammad Nurul Jami
Cikarang - Bekasi

Salah satu karya dari Kategori 30 Terbaik
 

Related Posts :