
Pict by : bp.blogspot.com
bembsi.org - Hari
ini hari senin, hari penuh hiruk pikuk matahari pagi memancarkan sinar yang
menghangatkan badan seolah –olah memberikan semangat bagi penduduk bumi untuk
beraktivitas hari ini . kuarahkan pandanganku ke sudut jalan kudapati seorang
tua rentah yang menjajakan korannya di perempatan pada saat lampu merah
menyala. Tak ada satupun yang membeli korannya hingga lampu hijaupun menyala
dan para pengendara beranjak dari pemberhentiannya. Mataku terfokus pada tua
rentah yang kembali menepi dan mengusap keringat di dahinya. Setiap kisutan di
wajahnya berharap seorang datang dan membeli korannya. “ Kring kring kring “
bunyi handphoneku membuyarkan tatapanku, kuangkat handphoneku segera dan itu
dari temanku yang mengatakan bahwa ada kuliah jam 10 pagi. Kupakai helmku dan
kulajukan motorku meninggalkan halte tadi. Pandanganku terfokus ke depan
kudapati sebuah pom bensin akupun mampir untuk mengisi tangki motor. Antrian
panjang telah menunggu kufokuskan pandangan ke pekerja pom yang tampak sangat
gesit melakukan pekerjaannya tidak ingin membuat menunggu terlalu lama. Ada 10
antrian tidak satupun dari mereka mengucapkan terima kasih pada pekerja pom
tersebut namun dia beda, iya dia yang sekarang kupandangi seorang yang ramah,
memakai pakaian biasa mengucapkan terima kasih pada pekerja dan pekerja pun
membalas dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Pemandangan yang indah saling
membalas senyuman sekejap mengalihkan perhatianku. Dia pun pergi melaju dengan
motornya.
Kulajukan
kembali motorku meninggalkan pom itu. Kuarahkan pandanganku ke depan terasa
berisik karena jalanan padat akan kendaraan kudapati sebuah mobil sedang
berhenti di tengah jalan begitupun pengendara lain berhenti dan klakson pun
mulai berbunyi menandakan ketidaksabaran mereka. Tak cukup dengan klakson
teriakanpun keluar seolah-olah berhentinya sudah 1 jam padahal baru 1 menit
yang lalu . kumajukan motorku di selah-selah kendaraan dan kudapati laki laki
buta yang sedang menyeberang jalan dibantu oleh dia, iya dia yang barusan turun
dari mobil mewah itu. Pandanganku terfokus pada mereka menghentikanku bernafas
sejenak jauh kutanya dalam relung hatiku “masih adakah orang yang seperti dia
.? “. Pemandangan itu mengalihkan fikiranku dan menggetarkan tangan sejenak
kemudian tersentak dengan teriakan seorang bapak yang ingin segera melaju
meninggalkan jalan itu. Kualihkan pandangan ke bapak itu, dan kudapati wajah
marah karena laki-laki buta itu menghalangi dan memperlambat lajunya. Tak lama
para pengendara kembali melaju meninggalkan jalan itu akupun begitu.
Kulajukan
motorku, kuarahkan pandanganku kedepan menikmati udara yang telah tercemar.
Kemudian badanku tersentak hampir terkena ludahan dari pengendara motor di
depanku. Kupercepat laju motorku meninggalkan pengendara itu. Kudapati
pengendara motor yang lampu wesernya sedang menyala dan kulajukan motorku
melewatinya dan memberikan kode dengan tanganku bahwa lampu wesernya menyala
dan kulihat dari spionku lampu wesernya sudah tidak menyala lagi. Motorku terus
melaju melewati perjalanan panjang ini, kudapati pengendara yang besi
standarnya belum naik lalu kulajukan motorku melewatinya dan aku berteriak “
Bu, standarnya “.. dan kuliat dari spionku ibu itu sudah menaikkan standar
motornya.
Motorku
terus melaju melewati rambu-demi rambu. Perasaan hati ingin sampai ke kampus. Kemudian
kudapati pemandangan yang indah di depanku iya 3 orang anak kecil yang sedang
mendorong gerobak sampah dan 1 orang perempuan dewasa turun dari motornya dan
membantu anak-anak itu mendorong gerobak mereka melewati tanjakan. “Siapa
perempuan itu.?” Tanya hatiku. Iya dia perempuan berjilbab, sederhana dan
menyejukkan hati. Kemudian kudengar suara 3 anak itu berteriak terima kasih pada
perempuan itu sambil tersenyum lebar seakan tak ada beban yang sedang dipikul
dalam hidupnya. Pemandangan indah yang mengalihkan hatiku sejenak. Kulajukan
motorku melewati anak-anak itu sambil tersenyum.
Kulajukan
motorku dan kudapati gerbang kampusku, dengan mantap kumasuki gerbang kampusku
menuju fakultasku. Aku menuju parkiran depan fakultasku dan kudapati 1 motor
yang melintang. “Siapa yah motor ini .?” tanyaku. Kehentikan motorku dan
kuarahkan motor itu agar tidak melintang lagi mengikuti arah parkiran yang
sudah diatur. Lalu motorku juga kuparkir disamping motor itu, kubuka helmku dan
meninggalkan motor memasuki fakultas dan menuju ke ruang kelasku. Kudapati hiruk
pikuk mahasiswa yang sibuk dengan tugas ini dan itu. Kudapati setiap sudut
gedung padat akan gerombolan mahasiswa yang sedang berbincang-bincang
membicarakan ini itu. Mereka tampak seru, bersukaria dalam perbincangan.
Kulalui setiap anak tangga untuk sampai ke kelasku. Segera kumasuki kelasku dan
kuliahpun sudah dimulai. Dosen sedang memulai kuliah berbincang banyak mengenai
pembahasan hari ini. Kupasang telingaku dengan seksama mendengar setiap
penjelasan dosen. Terfokus perhatianku untuk kuliah hari ini. Fokusku terbuyar
saat teman kelasku mengetuk pintu , iya dia terlambat 30 menit. Dia
memberanikan diri masuk, namun sebelum dia mendapati kursinya dosen pun
mengatakan “sesuai kontrak kuliah, terlambat lebih dari 15 menit tidak
diperkenankan masuk kelas”. Temanku tak mengeluarkan sepatah kata pun, tanpa
pembelaan langsung meninggalkan kelas. 3 jam kuliah berlangsung. Dan sekarang
tepat pukul 13.00 kuliahpun selesai. Semua meninggalkan kelas. Akupun begitu.
Kulangkahkan
kakiku menuju wc umum fakultas, kudapati temanku yang tadi tidak masuk kuliah.
Lalu aku bertanya” hai, kenapa tadi terlambat .?” . dia terdiam hanya
geleng-geleng tapi sungguh matanya menyembunyikan sesuatu, aku tak tahu itu
apa. Ingin hatiku mencari tahu, tapi kelihatannya dia ingin sendiri. Dia ingin
pergi lalu kutepuk bahunya dan berkata ” belajar dari apa yang dilakukan oleh
orang terkadang lebih baik dari pada belajar hanya pada dirimu sendiri”. Dia
terdiam, tapi seolah mencermati perkataanku . lalu kutinggalkan dia sambil
tersenyum. Kulangkahkan kakiku menuju perpustakaan, kualihkan pandanganku ke
arah kiri di sana di kejauhan kulihat mahasiswa yang sedang asyik berjalan
bersama sambil memakan snack, setelah snacknya habis kulihat dia membuang
sampahnya begitu saja, tanpa rasa peduli dia terus berjalan. Kufokuskan
pandanganku pada sampah yang dia buang yang terhempas angin. Tak lama kemudian
sampah itu dipungut oleh seorang anak kecil berusia sekitar 9 tahun, dia
melihat bungkusan snack itu, dalam pandangannya penuh harap bahwa snack itu
masih ada isinya. Tetapi ternyata bungkusannya kosong dan kembali menghempaskan
bungkusan itu begitu saja. Kualihkan pandanganku ke anak kecil itu, dan
kudapati dia sedang meminta-minta uang ke mahasiswa yang dia dapati. Ada yang
mengasihaninya dengan memberikan uang dan ada juga yang menyuruhnya pergi. “dia
tinggal dimana yah .?” tanya hatiku. Kemudian fokusku terbuyar saat beberapa
mahasiswa berjalan cepat melewatiku dan berkata “lihat, anak kecil itu, hampir
setiap hari yah dia di kampus.” Mahasiswa yang lainnya menjawab “ iya, kalau
dia pandai simpan uang pasti dia sudah kaya”. Mereka pun meneruskan
perjalanannya dengan cepat. Kufokuskan kembali pandanganku pada sampah yang
dibuang tadi, dan kudapati seorang mahasiswa memungutnya dan membuangnya ke tempat
sampah. Senyumanku tertuju pada orang itu yang sekejap memberikanku pelajaran
berharga.
Kulanjutkan langkah
kakiku, sekarang aku sampai di bagian belakang perpustakaan. Ternyata di
belakang perpustakaan ada pameran lukisan. Kudekatkan diriku pada pameran itu
dan kupandangi dengan seksama lukisan-demi lukisan. Ada satu lukisan yang
menarik diriku untuk terus memandanginya. Lukisan ini tak berjudul tapi,
menggambarkan sesuatu yang tersembunyi. Kucoba menatap jauh dalam lukisan itu.
Aku terperangkap dalam fikiranku, dan kutemui arti dari lukisan itu, aku tidak
tahu apakah pelukisnya mengartikan lukisannya sama denganku. Tapi yang kupahami
dari lukisan itu, hiruk pikuk penduduk bumi memandang kesuksesan sebagai tujuan
hidup. Kesuksesan yang membuat seseorang dapat mencapai apa yang diinginkan,
melakukan apa yang diinginkan. Karena terfokus pada tujuan itu sehingga
terkadang lupa bahwa ada hal kecil dalam hidup ini yang disepelehkan tapi
karena kita menganggap itu sepeleh makanya hal sepeleh inilah yang menyebabkan
besarnya masalah sehingga menghalangi jalan kita mencapai apa yang kita
inginkan. Hal sepeleh ini, selalu ada dalam keseharian kita dari kita membuka
mata hingga menutup mata di malam hari.
Oleh :
ANDI RATNASARI
Bonto - Makasar
Salah satu karya dari Kategori 30 Terbaik
Salah satu karya dari Kategori 30 Terbaik