SISI YANG LAIN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjKIYCBi2_b4ZR2NdfyoI1VbWOPiXB2tCW5PsbzReti4lzLTEz6N83DZJeCl-wadNNZIEjIsejMTvIUVqgIVk1K4n0isclCc3wAF2HCBfvUhT-vOaaLMAEsYQ_WZt5T0E-tvxqDN_4VuQ/s1600/happy+monday.jpg
Pict by : bp.blogspot.com
bembsi.org - Hari ini hari senin, hari penuh hiruk pikuk matahari pagi memancarkan sinar yang menghangatkan badan seolah –olah memberikan semangat bagi penduduk bumi untuk beraktivitas hari ini . kuarahkan pandanganku ke sudut jalan kudapati seorang tua rentah yang menjajakan korannya di perempatan pada saat lampu merah menyala. Tak ada satupun yang membeli korannya hingga lampu hijaupun menyala dan para pengendara beranjak dari pemberhentiannya. Mataku terfokus pada tua rentah yang kembali menepi dan mengusap keringat di dahinya. Setiap kisutan di wajahnya berharap seorang datang dan membeli korannya. “ Kring kring kring “ bunyi handphoneku membuyarkan tatapanku, kuangkat handphoneku segera dan itu dari temanku yang mengatakan bahwa ada kuliah jam 10 pagi. Kupakai helmku dan kulajukan motorku meninggalkan halte tadi. Pandanganku terfokus ke depan kudapati sebuah pom bensin akupun mampir untuk mengisi tangki motor. Antrian panjang telah menunggu kufokuskan pandangan ke pekerja pom yang tampak sangat gesit melakukan pekerjaannya tidak ingin membuat menunggu terlalu lama. Ada 10 antrian tidak satupun dari mereka mengucapkan terima kasih pada pekerja pom tersebut namun dia beda, iya dia yang sekarang kupandangi seorang yang ramah, memakai pakaian biasa mengucapkan terima kasih pada pekerja dan pekerja pun membalas dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Pemandangan yang indah saling membalas senyuman sekejap mengalihkan perhatianku. Dia pun pergi melaju dengan motornya.
Kulajukan kembali motorku meninggalkan pom itu. Kuarahkan pandanganku ke depan terasa berisik karena jalanan padat akan kendaraan kudapati sebuah mobil sedang berhenti di tengah jalan begitupun pengendara lain berhenti dan klakson pun mulai berbunyi menandakan ketidaksabaran mereka. Tak cukup dengan klakson teriakanpun keluar seolah-olah berhentinya sudah 1 jam padahal baru 1 menit yang lalu . kumajukan motorku di selah-selah kendaraan dan kudapati laki laki buta yang sedang menyeberang jalan dibantu oleh dia, iya dia yang barusan turun dari mobil mewah itu. Pandanganku terfokus pada mereka menghentikanku bernafas sejenak jauh kutanya dalam relung hatiku “masih adakah orang yang seperti dia .? “. Pemandangan itu mengalihkan fikiranku dan menggetarkan tangan sejenak kemudian tersentak dengan teriakan seorang bapak yang ingin segera melaju meninggalkan jalan itu. Kualihkan pandangan ke bapak itu, dan kudapati wajah marah karena laki-laki buta itu menghalangi dan memperlambat lajunya. Tak lama para pengendara kembali melaju meninggalkan jalan itu akupun begitu.
Kulajukan motorku, kuarahkan pandanganku kedepan menikmati udara yang telah tercemar. Kemudian badanku tersentak hampir terkena ludahan dari pengendara motor di depanku. Kupercepat laju motorku meninggalkan pengendara itu. Kudapati pengendara motor yang lampu wesernya sedang menyala dan kulajukan motorku melewatinya dan memberikan kode dengan tanganku bahwa lampu wesernya menyala dan kulihat dari spionku lampu wesernya sudah tidak menyala lagi. Motorku terus melaju melewati perjalanan panjang ini, kudapati pengendara yang besi standarnya belum naik lalu kulajukan motorku melewatinya dan aku berteriak “ Bu, standarnya “.. dan kuliat dari spionku ibu itu sudah menaikkan standar motornya.
Motorku terus melaju melewati rambu-demi rambu. Perasaan hati ingin sampai ke kampus. Kemudian kudapati pemandangan yang indah di depanku iya 3 orang anak kecil yang sedang mendorong gerobak sampah dan 1 orang perempuan dewasa turun dari motornya dan membantu anak-anak itu mendorong gerobak mereka melewati tanjakan. “Siapa perempuan itu.?” Tanya hatiku. Iya dia perempuan berjilbab, sederhana dan menyejukkan hati. Kemudian kudengar suara 3 anak itu berteriak terima kasih pada perempuan itu sambil tersenyum lebar seakan tak ada beban yang sedang dipikul dalam hidupnya. Pemandangan indah yang mengalihkan hatiku sejenak. Kulajukan motorku melewati anak-anak itu sambil tersenyum.
Kulajukan motorku dan kudapati gerbang kampusku, dengan mantap kumasuki gerbang kampusku menuju fakultasku. Aku menuju parkiran depan fakultasku dan kudapati 1 motor yang melintang. “Siapa yah motor ini .?” tanyaku. Kehentikan motorku dan kuarahkan motor itu agar tidak melintang lagi mengikuti arah parkiran yang sudah diatur. Lalu motorku juga kuparkir disamping motor itu, kubuka helmku dan meninggalkan motor memasuki fakultas dan menuju ke ruang kelasku. Kudapati hiruk pikuk mahasiswa yang sibuk dengan tugas ini dan itu. Kudapati setiap sudut gedung padat akan gerombolan mahasiswa yang sedang berbincang-bincang membicarakan ini itu. Mereka tampak seru, bersukaria dalam perbincangan. Kulalui setiap anak tangga untuk sampai ke kelasku. Segera kumasuki kelasku dan kuliahpun sudah dimulai. Dosen sedang memulai kuliah berbincang banyak mengenai pembahasan hari ini. Kupasang telingaku dengan seksama mendengar setiap penjelasan dosen. Terfokus perhatianku untuk kuliah hari ini. Fokusku terbuyar saat teman kelasku mengetuk pintu , iya dia terlambat 30 menit. Dia memberanikan diri masuk, namun sebelum dia mendapati kursinya dosen pun mengatakan “sesuai kontrak kuliah, terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan masuk kelas”. Temanku tak mengeluarkan sepatah kata pun, tanpa pembelaan langsung meninggalkan kelas. 3 jam kuliah berlangsung. Dan sekarang tepat pukul 13.00 kuliahpun selesai. Semua meninggalkan kelas. Akupun begitu.
Kulangkahkan kakiku menuju wc umum fakultas, kudapati temanku yang tadi tidak masuk kuliah. Lalu aku bertanya” hai, kenapa tadi terlambat .?” . dia terdiam hanya geleng-geleng tapi sungguh matanya menyembunyikan sesuatu, aku tak tahu itu apa. Ingin hatiku mencari tahu, tapi kelihatannya dia ingin sendiri. Dia ingin pergi lalu kutepuk bahunya dan berkata ” belajar dari apa yang dilakukan oleh orang terkadang lebih baik dari pada belajar hanya pada dirimu sendiri”. Dia terdiam, tapi seolah mencermati perkataanku . lalu kutinggalkan dia sambil tersenyum. Kulangkahkan kakiku menuju perpustakaan, kualihkan pandanganku ke arah kiri di sana di kejauhan kulihat mahasiswa yang sedang asyik berjalan bersama sambil memakan snack, setelah snacknya habis kulihat dia membuang sampahnya begitu saja, tanpa rasa peduli dia terus berjalan. Kufokuskan pandanganku pada sampah yang dia buang yang terhempas angin. Tak lama kemudian sampah itu dipungut oleh seorang anak kecil berusia sekitar 9 tahun, dia melihat bungkusan snack itu, dalam pandangannya penuh harap bahwa snack itu masih ada isinya. Tetapi ternyata bungkusannya kosong dan kembali menghempaskan bungkusan itu begitu saja. Kualihkan pandanganku ke anak kecil itu, dan kudapati dia sedang meminta-minta uang ke mahasiswa yang dia dapati. Ada yang mengasihaninya dengan memberikan uang dan ada juga yang menyuruhnya pergi. “dia tinggal dimana yah .?” tanya hatiku. Kemudian fokusku terbuyar saat beberapa mahasiswa berjalan cepat melewatiku dan berkata “lihat, anak kecil itu, hampir setiap hari yah dia di kampus.” Mahasiswa yang lainnya menjawab “ iya, kalau dia pandai simpan uang pasti dia sudah kaya”. Mereka pun meneruskan perjalanannya dengan cepat. Kufokuskan kembali pandanganku pada sampah yang dibuang tadi, dan kudapati seorang mahasiswa memungutnya dan membuangnya ke tempat sampah. Senyumanku tertuju pada orang itu yang sekejap memberikanku pelajaran berharga.
Kulanjutkan langkah kakiku, sekarang aku sampai di bagian belakang perpustakaan. Ternyata di belakang perpustakaan ada pameran lukisan. Kudekatkan diriku pada pameran itu dan kupandangi dengan seksama lukisan-demi lukisan. Ada satu lukisan yang menarik diriku untuk terus memandanginya. Lukisan ini tak berjudul tapi, menggambarkan sesuatu yang tersembunyi. Kucoba menatap jauh dalam lukisan itu. Aku terperangkap dalam fikiranku, dan kutemui arti dari lukisan itu, aku tidak tahu apakah pelukisnya mengartikan lukisannya sama denganku. Tapi yang kupahami dari lukisan itu, hiruk pikuk penduduk bumi memandang kesuksesan sebagai tujuan hidup. Kesuksesan yang membuat seseorang dapat mencapai apa yang diinginkan, melakukan apa yang diinginkan. Karena terfokus pada tujuan itu sehingga terkadang lupa bahwa ada hal kecil dalam hidup ini yang disepelehkan tapi karena kita menganggap itu sepeleh makanya hal sepeleh inilah yang menyebabkan besarnya masalah sehingga menghalangi jalan kita mencapai apa yang kita inginkan. Hal sepeleh ini, selalu ada dalam keseharian kita dari kita membuka mata hingga menutup mata di malam hari.



Oleh :
 
ANDI RATNASARI
Bonto - Makasar

Salah satu karya dari Kategori 30 Terbaik

Related Posts :